Sejarah Persandian
Indonesia
Pertumbuhan persandian republik Indonesia secara periodik,
yaitu :
1.
Periode Rintisan (1946-1948)
2.
Periode Bertahan dan Penegakan (1948-1949)
3.
Periode Pemantapan (1949-1950)
4.
Periode Pengembangan (1950-1986)
A.
Periode Rintisan
1. Pembentuka Persandian Indonesia
Tanggal 4 April
1946 di Yogyakarta, Mr Amirudin selaku Menteri Pertahanan menugaskan Letkol
dr.Roebiono Kertopati untuk mendirikan sebuah badan persandian Republik
Indonesia yang dapat mengelola persandian nasional pada umumnya. Badan tersebut
disebut dengan Dinas Code, yang merupakan suatu Unit di Kementrian Pertahanan
Bagian B (Intelijen). Bersamaan dengan pembangunan persandian, pemerintah juga
membangun sarana telekomunikasi dnegan mendirikan pemancar-pemancar radio telegrafi
di daerah-daerah yang ada aktifitas intelijen dari Kementrian Pertahanan Bagian
B.
2. Sistem dan Hubungan code
a.
dr. Roebiono Kertopati membuat buku Code C
(Besar) ynag terdiri dari 10.000 kata dari Bahsa Indonesia.
b.
Menunggu selesainya Buku Code C, Kapten Soejadi
dan Lettu Santosa membuat sistem-sistem lain yaitu transposisi dan substitusi.
Dan sistem itu menjadi perintis hubungan code dengan daerah-daerah lain.
c.
Tenaga Cdo, diperoleh dari proses seleksi
psikotest yang kemudian dilatih dengan praktik langsung dalam dunia persandian,
Lettu Santosa sebagai Kepala Pendidikan pada bulan Desember 1946. Cdo kemudian
ditempat di daerah-daerah dnegan dibekali sitem yang diperlukan.
d.
Instansi-instansi yang menggunakan hubungan code
Kementrian Pertahanan Bagian B adalah :
·
Kementrian Pertahanan
·
M.B.T (Markas Besar Tentara)
·
T.R.I Sumatera (Tentara Rakyat Indonesia)
·
P.O.P.D.A (Panitia Oeroesan Pengambilan Orang
Djepang dan Asing)
·
Panitia Gencatan Senjata
·
Divisi I
·
Gubernur Sumatera
3. Organisasi
Berdasarkan Dekrit Presiden RI tanggal 30
April 1947 dan SK Meneteri Pertahanan No.a/126/1947 diadakan fungsi Badan-badan
Intelijen Kementrian Pertahanan . Badan-badan tersebut dilebur dalam satu
wadah/badan yang dinamakan Kementrian Pertahanan Bagian V (KP.V). Kementrian KP.V
terdiri dari :
·
Bagian Intelijen
·
Bagian Teknik, dikepalai oleh dr.Roebiono
Kertopati, dengan Wakil Mayor Musa Kunto dan Kapten Bargowo mencakup
o
Sensor Pers
o
Radio/monitor dan
o
Bagian Code
4. Perang Kemerdekaan I
a.
Tanggal 22 Juli 1947 tengahmalam, dr.Soedarsono
yang kemudian ditunjuk sebagaii Duta Besar RI untuk India dan staf Cdo
(Sdr.Moenardjo) berangkat ke India dengan pesawat milik Mr.Patnaik
b.
Tanggal 15 Agustus 1947 diterima berita pertama
dari perwakilan RI di New Delhi dan Sejak itulah hubungan Code ke Luar Negeri
dimulai.
c.
Melalui persetujuan Kepala Dinas Teknik Bagian
Code KP.V, Cdo New Delhi memprakasai hubungna code dengan perwakilan RI di
Singapura, London, Cairo, dan PBB di Lake Succes.
5. Perundingan Renville
a.
Dalam rangka mencari penyelesaian akibat aksi polisionil Belanda yang pertama di kapal
Renville ditugaskan 2 orang Cdo, yaitu Letda Marjono IS dan Letda Padmowirjono
bertugas secara bergantian mulai tanggal 5 Desember 1947 untuk melayani
hubungan antara Delegasi Ri dengan Pemerintah Pusat di Yogyakarta selama
perundingan RI-Belanda.
b.
Dua orang Cdo lainnya ditugaskan di darat yaitu
Letda Oetoro Kolopaking dan Letda Parhadi Utomo pada bekas Gudang Proklamasi Jl
Pegangsaan Timur No.56. Selain melayani hubungann Delegasi RI di kapal Renville(Jakarta)
dengan Yogyakarta, Cdo juga melayani kementrian Penerangan, Konsul Jenderal
India, Konsul Jenderak Cina dan Commite of Good Offices.
c.
Sistem sandi yang digunakan : Buku C(besar) ,
Sistem Transposisi, OTP.
6. Peristiwa Madiun
a.
Pada bulan juni 1948 terjadi insiden-insiden
dengan unsur-unsur PKI pImpinan Muso, antara lain terjadi insiden anatara
tentara pemerintah dengan tentara laut RI yang dipimpin Letkol Yadauw di Solo.
Dalam insiden lain di solo, Dr Moewardi pimpinan Barisan Banteng gugur dikarenakan
serangan PESINDO (Pemuda Sosialis Indonesia/PKI)
b.
Pada tanggal 23 Juni 1948 Kementrian Pertahanan
Bagian V dibubarkan. Bagian KP V dipindahkan dan ditempatkan langsung dibawah
KSAP (Kepala Staf Angkatan Perang) dengan nama Dinas Code Staf Angkatan Perang
( Dinas Code SAP).
c.
Mr. Sjarifudin Prawiranegara membentuk
pemerintahan darurat di Bukittinggi.
B. PERIODE BERTAHAN DAN PENEGAKAN
Perang Kemerdakaan II
Eksistensi persandian RI terbukti
tidak terhalang smaa sekali dengan pengalihan medan juang selama perang
kemerdekaan II, tanpa memandang status dan pendidikan jabatan code tetap
berlangsung anatara berbagai tempat di Indonesia. Setelah perang usai, berkumpulah
kembali para Cdo, dan dengan status organisasi yang lebih mantap yaitu Djawatan
Code Angkatan Perang. Mereka melanjutkan pelaksanaan tugas code Pemerintah yang
tenang tetapi tetap wasapada karena situasi pada saat itu belum stabil.
Hubungan Code selama Perang Kemerdekaan II.
Letda Sumarkidjo dan Letda
Soedijatmo tingggal di Dekso, kemudian Bagian Code yang diperbantukan pada
perhubungan Angakatan Perang (PHB AP) dibawah pimpinan Mayor Dartojo.
Sistem-sitem yang digunakan adalah :
·
Transposisi
·
Koordinat
·
Matrik
C. PERIODE PEMANTAPAN
Sesuai dnegan kemerdekaan II,
persanndaian tetap berjalan terus , walaupun statusnya berubah-ubah. Dari Bagian
Code M.B.K.D menjadi Dibas Code Staf Angkatan Perang, dan Akhirnya mencapai
status yang mantap, yaitu Djawatan Sandi yang berkedudukan dibawah pembinaan
organisatoris/taktis Perdana Menteri pada saat itu Ir. Juanda sesui dengan SK
Menteri Pertahanan RI Nomor :12/MP/49 tertanggal 3 September 1949.
Berdasarkan keputusan Presiden RIS No.65 Tahun 1950
tertangal 14 Februari 1950, Djawatan Sandi A.P. dirubah menjadi Jawatan Sandi,
dalam keputusan ini ditetapkan :
· Jawatan Sandi dipindahkan dari Kementrian
Pertahanan dan ditempatkan langsung dibawah Perdana Menteri
· Personil dari jawatan tersebut tetap
adminitrastif dibawah kementrian pertahanan.
D. PERIODE PENGEMBANGAN
Periode 4 April 1946 sampai
dengan perang kemerdekaan II berkahir pada tanggal 25 Juni 1949 adalah periode
pertumbuhan persandian RI. Yang menjadi fokus perhatian adalah lalu lintas,
pemberitaan rahasia. Seusai perang kemerdekaan II, Jawatan Sandi bertempat di
Jakarta, Cdo mulai mempelajari ilmu dan teknologi yang menunjang persandian.
Dalam rangka menyelenggarakan
hubungan pemberitaan rahasia, jawatan sandi mengadakan hubungan sandi khusu
antara lain meliputi :
1. Perjalanan Preside RI ke Luar
Negeri
2. Masa Trikora . pembentukan
Kamar Sandi Mandala berkedudukan di Maksaar guna menunjang operasi militer
merebut kembali Irian Barat pada tahun 1962.