Minggu, 14 November 2010

Pencemaran di Teluk Buyat

Teluk Buyat
     Teluk Buyat adalah sebuah teluk kecil yang berhadapan dengan Laut Maluku. Merupakan bagian pantai selatan provinsi Sulawesi Utara. Di situ, di Buyat Pante berdiam sebuah komunitas masyarakat yang saat ini terdiri dari 73 KK dengan jumlah penduduk 305 orang saat ini.
     Sekitar 900 m di laut, persis di depan tempat pemukiman warga Buyat Pante ini bercokol lebih dari delapan juta kubik ton limbah PT Newmont Minahasa Raya (NMR) yang dibuang melalui system pembuangan tailing ke laut (Submarine Tailing Disposal – STD) atau penempatan tailing di dasar laut (Submarine Tailing Placement, STP) sejak Maret 1996.

Pencemaran yang Dilakukan oleh PT NMR 
     Pada tahun 1996 - 1997, 2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT NMR ke perairan di teluk Buyat yang di mulai sejak Maret 1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut, terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter. Nelayan setempat sangat memprotes buangan limbah tersebut. Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati puluhan bangkai ikan mati mengapung dan terdampar di pantai. Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung sampai Oktober 1996. Kasus ini terulang pada bulan Juli 1997.
     Dari sejumlah laporan penelitian tersebut sejumlah logam berbahaya telah mencemari perairan Teluk Buyat dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Logam berbahaya As, Sb, Mn, serta senyawa Sianida (CN) ditemukan dalam konsentrasi yang relatif tinggi di Teluk Buyat. Konsentrasi tertinggi berada di sekitar mulut pipa tailing, dan depan Teluk Buyat, dibandingkan lokasi lain , diantaranya Perairan Teluk Totok.
     As, dan Sb merupakan logam perunut (metal tracers) yang konsisten sebagai indikator sedimen tailing PT.NMR. Logam merkuri (Hg) dengan konsentrasi tertinggi berada di lokasi pipa tailing di Teluk Buyat dan muara Sungai Totok. Ini berarti terdapat dua sumber merkuri, yakni dari pipa tailing di Teluk Buyat dan bekas aktivitas tambang rakyat di Sungai Totok. Laporan Penelitian WALHI (2002) dan Pusarpedal-KLH (2004) malah menunjukkan konsentrasi Hg di Perairan Teluk Buyat lebih besar dibandingkan dengan di Teluk Totok.
     Temuan pada beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembuangan tailing di Teluk Buyat oleh PT.Newmont Minahasa Raya merupakan sumber logam pencemar As, Hg, Sb, Mn, di Perairan Buyat. Konsentrasi logam berat tersebut meningkat setelah pembuangan tailing dimulai tahun 1996.
     Dengan ditemukannya sejumlah sampel ikan telah terpapar logam berat Hg, As, dan senyawa Sianida (CN) yang relatif tinggi maka dapat diduga hewan laut di Perairan Teluk Buyat tidak aman dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.

Dampak
- Pada Biota Laut

1. 29 Juli 1996 Puluhan ekor jenis kerapu, tato, kuli paser dan nener
2. 16 Agustus 1996 Puluhan ekor jenis kakatua dan kuli paser
3. 17 Agustus 1996 Puluhan ekor jenis lumba-lumba
4. 3 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu dan kuli paser
5. 7 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu, tato dan kuli paser
6. 17 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu
7. Oktober 1996 Puluhan ekor
8. 3 Juli 1997 100-an ekor dengan jenis berbeda: uhi, bobara, wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong,
9. 3 Agustus 1997Jam 08.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong dan nener.
10. 6 Agustus 1997Jam 15.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong dan nener.
11. 7 Agustus 1977Jam 09.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora talahuro, tikus-tikus, bete bukokokong dan nener
12. 8 Agustus 1997Jam 15.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong dan nener
13. 9 Agustus 1997 Tercium bau yang menusuk hidung dari laut. Jenis ikan mati: uhi, bobara, wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong dan nener.


-Pada Manusia (masyarakat setempat)
1. Seorang bayi 5 bln (Andini-Almarhumah), yang cacat sejak lahir, dengan dengan keadaan kulit seperti hangus terbakar, dan bermuka tua dikarenakan pencemaran limbah NMR
2. Data terakhir (yang sempat dicatat), 4 orang dewasa meninggal dengan ciri-ciri sekarat yang sama yaitu dada kepanasan dan sulit bernapas tetapi suhu tubuh normal; 1 bayi lahir tanpa sempat hidup (nama ibu: Umiati Sagilateng, 30-an); 1 bayi lahir sempat hidup sekitar 3 jam karena kesulitan bernapas (nama ibu: Obay Modeong, 20-an), 1 bayi hydrosepalus sempat hidup 2 bulan (nama ibu: Hasmia Modeong, 30-an), dan terakhir 1 bayi lahir dengan nama Andini sempat hidup 5 bulan (nama Ibu: Masna Stirman, 30-an). Sedangkan 80% warga menderita simpton penyakit aneh seperti benjolan, sakit kepala, kelumpuhan, dan lain sebagainya.
3. Dalam kondisi yang ekonomi yang memprihatinkan tiba-tiba secara bersamaan juga mereka merasakan gejala penyakit aneh yang mendera hampir semua warga Buyat Pante.
Gejala penyakit yang timbul antara lain: Mual, pusing, sakit kepala yang hebat, persendian sakit, lemah, kram, gemetar, bahkan yang paling mengejutkan adalah munculnya benjolan pada bagian tubuh tertentu. Benjolan dialami oleh banyak warga dewasa termasuk anak-anak.
4. Beberapa perempuan mengalami keguguran berulang-ulang pada usia kehamilan 5-6 bulan, kelahiran anak yang cacat, dan ada beberapa ibu yang menyusui bayinya dengan sebelah payudara saja, Karena yang sebelahnya ada benjolan. Kesehatan reproduksi perempuan secara umum mengalami penurunan kualitas secara drastis.

Usaha Peminimalisiran Dampak :
1. Pemerintah membuat peraturan yang tegas pada Pengelola PT NMR untuk tidak membuang limbah di teluk tersebut.
2. Pemberian sanksi yang tegas atas pelanggaran AMDAL.
3. Pemerintah harus memaksa pengelola PT NMR untuk bertanggung jawab kepada masyarakat sekitar yang terkena dampak dari segi materi atau pengobatan sampai tuntas.
4. pengevakuasian masyarakat untuk mencegah semakin menyebarnya penyakit yang diakibatkan oleh limbah PT NMR di teluk buyat.
5. Penetralisasian unsur-unsur logam dalam jangka panjang.





                                                                                                                                                                    
Referensi :
www.buyatdisease.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar